RETAK!!!!!!
Kriiing.... Alarm Handphonku berbunyi. Gubrak
akupun kaget dan langsung teringat bahwa hari ini adalah hari senin, hari yang
paling tidak aku sukai dari ketujuh hari yang lain. Gimana enggak setiap hari
senin aku harus bangun lebih pagi karena hari senin selalu ada upacara di
SMAku. Kali ini agak berbeda karena upacara kali ini tepat hari kartini 21
April dan diadakan upara untuk memperingati hari kartini dengan memakai kebaya
jadul. Karena aku yang bangun lebih dulu maka aku langsung lari ke kamar mandi
sambil meraih handuk kesayanganku. Tak beberapa lama Rita pun terbangun dan
menggedor pintu kamar mandi.
"Liaaa.... Cepet lia mandinya, ini udah jam setengah tujuh aku sama
Elis belum mandi nih! Teriak Rita, seperti biasanya sambil melebih-lebihkan.
Padahal aku tau ini masih jam setengah enam pagi tapi yaa begitulah Rita yang
selalu cepat panik kalau dia belum mandi.
"Iya Ritaa... Gak lama kok aku mandi cuma 5 menit kok hehe.
Rita dan Elis adalah temanku satu kos bahkan satu
kasur denganku. Kami bertiga juga satu jurusan dan satu kelas. Setiap hari kami
selalu pergi sekolah bareng, blajar bareng, jalan-jalan bareng, makan bareng,
pokok semua selalu bareng kecuali satu ini, mandi bareng hehe. Indahnya
hari-hari kami lalui bersama-sama, dan kami sepakat bahwa persahabatan ini kami
namai dengan trio tonggeng hehe cuma asal bikin aja. Setelah aku selesai mandi,
Elis pun terbangun dia terkejut melihat aku sudah berpakaian kebaya jadul. Lalu
ia pun segera melemparkan slimutnya dan lari ke kamar mandi.
"Rita... Cepet dong mandinya, Lia udah mau berangkat tuh nanti
bisa-bisa aku gak mandi ini". Rengek Elis sambil berdiri di depan pintu
kamar mandi.
"Iya... Iya Elis ini juga baru masuk, nanti telat bareng-bareng aja
gak papa biar di hukum bareng hehe kan trio tonggeng jadi terkenal".
"Apa-apaan... Masak trio tonggeng terkenalnya tukang telat. Iiiih...
Gak mau kamu aja, ayo cepeeet Rit! "
Haha setiap hari senin mereka selalu seperti itu, aku sih udah biasa
dengerin mereka berebut kamar mandi kayak gitu. Aku bercermin untuk melihat
kebaya yang aku kenakan, sungguh mulia perjuangan ibu kita kartini berkatnya
kami kaum wanita bisa bersekolah dan mendapat hak yang sama dengan kaum
laki-laki. Terimakasih ibu kartini jasamu akan selalu kami ingat dan kami kenang.
Jam 06.50 kami pun bergegas berangkat, karena jarak kos kami dengan sekolah
sangat dekat, kami selalu berangkat agak siang ngepasin sama bel masuk aja hehe
itung-itung di kos bisa sarapan dulu atau ngerjain PR yang belum kelar memang
dasar anak SMA.
Teriknya matahari tak jadi penghalang SMA Negeri
Semarang untuk merayakan hari kartini. Semua siswa siswi dan guru SMA Negeri
Semarang dengan antusias melaksanakan upacara, dan khusus untuk hari itu
kegiatan pembelajaran di tiadakan dan diisi dengan berbagai kegiatan dan lomba
untuk memeriahkan hari kartini. Aku, Rita, dan Elis mengikuti beberapa dari
lomba tersebut, walaupun tidak ada yang kami juarai haha yang penting ikut
berpartisipasi memeriahkan.
###########
Ujian Nasional pun telah berakhir, berbagai usaha
telah kami lakukan agar kami bisa lulus ujian Nasional dengan nilai yang
membanggakan dan bisa masuk Universitas yang kami impikan. Dari ikut
pendalaman, tree out, les di luar, belajar bareng sampai belajar kebut semalam
juga tak ketinggalan hahaha. Kerja keras sudah dilakukan sekarang tinggal
ikhtiyar dan berdoa sambil menunggu pengumuman hasil ujian.
"Rita, Elis kalian ingin nglanjutin di Universitas mana? "
tanyaku kepada kedua sahabatku trio tonggeng.
"Kalau aku sih ingin nglanjutin di Universitas Indonesia paasti keren
hehe", jawab Rita sambil nengoin kepala kayak orang lagi bayangin sesuatu.
"Ehh iya keren banget tuh, aku juga mau ke sana aja deh", jawab
Elis dengan segera.
"Iiih kamu Elis, kok ikut-ikutan aku sih... Kan aku duluan! "
"Yee... Kenapa itu kan memang Universitas faforit pasti semua ingin
kuliah di sana"
"Udah-udah jangan jangan berantem, kalian selalu berebut
jangan-jangan nanti masalah cowok aja berebut juga", jawabku sambil
merangkul mereka berdua.
"Kalau kamu dimana Lia? ", tanya Elis dan Rita bersama-sama.
"Hemm... Kalau aku sih ingin selalu bareng sama kalian hehe, biar
trio tonggeng selalu bisa sama-sama terus hehehehe".
"Ehh... Ide bagus itu Lia gimana kalau kita bertiga sama-sama
nglanjutin di Universitas Indonesia aja", jawab Rita.
"Iya ide brilian itu kawan... Kita bakalan sama-sama terus satu kos
lagi kayak gini", sahut Elis kegirangan.
"Iya udah kita daftar bareng-bareng aja biar bisa ditrima bareng
ya...", jawabku sendiri sambil memeluk erat mereka.
Udah bisa bayangin sendirikan gimana eratnya persahabatan kami, bagai
kepompong yang merubah ulat menjadi kupu-kupu. Kami bersama-sama memulai dari
nol, berjuang bersama untuk mencapai cita-cita.
############
Pendaftaran SNAM PTN pun telah dibuka, kami bertiga
segera mendaftarkan diri ke Universitas yang kami impikan tersebut. Siapa yang
menyangka bahwa disinilah awal dari keretakan persahabatan trio tonggeng.
Gelombang pertama kami bertiga gagal, Rita dan Elis masih bersi keras ingin
mencoba mendaftar lagi lewat jalur SBM PTN. Memang mereka berdualah yang dari
awal semangat sekali ingin kuliah di Universitas tersebut. Tapi berbeda dengan
aku, aku lebih psimis dari mereka aku sadar diri dengan kemampuanku pastilah
sangat sulit untuk bisa masuk di Universitas unggulan seperti itu. Aku memilih
untuk mendaftar di Universitas negeri lain, aku juga ingat kata orang dulu
kalau tiga sekawan itu pasti akan banyak perselisihan di bandingkan dua atau
empat sekawan. Dimana perbedaan pendapat dalam suatu pandangan memang suatu hal
yang umum tapi akan lebih parah lagi jika jumlahnya ganjil akan lebih memicu
timbulnya perselisihan karena bisa terjadi pilih kasih.
Oleh
karenanya aku memilih salah satu Universitas negeri yang ada di Bandung, di
sana udaranya yang masih sejuk dan pemandangan yang indah akan menambah
semangatku untuk menimba ilmu. Sedangkan Rita dan Elis, setelah pengumuman tes
tulis ternyata Elis tidak di terima sedangkan Rita di terima. Entah karena
faktor apa Elis menjadi berubah setelah mengetahui pengumuman itu, ia mulai
menjauhi Rita. Mungkin karena minder atau kecewa Rita yang berhasil di terima
di Universitas impian mereka. Sedangkan Rita, mungkin memang bintang
keberuntungan sedang ada pada dirinya.
Dia bisa masuk di Universitas impiannya itu. Semenjak kejadian itu, kami
bertiga sibuk dengan urusan kuliah masing-masing. Hingga trio tonggeng pun
mulai tidak ada kabarnya lagi. Suatu ketika aku merindukan kebersamaan trio
tonggeng, aku mencoba menghubungi Elis.
"Hallo? "
"Hallo Elis, gimana kabarnya sekarang kamu ada dimana? ",
tanyaku nyerocos.
"Kabarku baik Lia, sekarang aku pindah rumah di Surabaya karena ayah
mendapat rekrut jabatan baru di sebuah prusahaan di Surabaya. Kamu sendiri
gimana kabarnya? Aku kangen sama kamu".
"Kabarku juga baik Elis, kamu kemana aja kok susah di hubungi
semenjak kita gagal satu Universitas? Rita juga bilang kalau nomer kamu sering
gak aktif"
"Maaf Lia, jangan bahas soal Rita ya... Bahas yang lain aja, oh iya
Lia sekarang aku masuk di Universitas Negeri Airlangga jurusan akuntansi. Kamu
jadi masuk di Universitas mana?"
"Iya udah, sekarang aku di Universitas Negeri yang ada di Bandung,
sekarang kita jauh dan jarang ketemu ya, aku kangen masa-masa yang dulu",
jawabku tak terasa dua mataku sudah berkaca-kaca dan akan menetes.
"Sebenernya aku juga ingin seperti dulu Lia, tapi semua udah berubah
sekarang aku hanya percaya sama kamu. Lia udah dulu ya, aku harus bantu ibuku
dulu kapan-kapan kita sambung lagi ya? ".
"Masih banyak hal yang ingin aku critakan ke kamu Elis, tapi gak papa
kapan-kapan lagi kita sambung salam untuk ibumu ya assalamu'alaikum".
"Iya Lia akan aku sampaikan, wa'alaikumsalam".
Semenjak itu aku bertambah bingung kenapa trio
tonggeng jadi pecah belah kayak gini. Sebenernya ada masalah apa antara Rita
sama Elis, aku yang berada di tengah-tengah malah gak tau permasalahannya. Aku
sendiri juga mulai sibuk dengan perkuliahan dan juga tugas-tugas kuliah
sehingga jarang pulang ke rumah, dan lebih memilih menghabiskan waktu di kos
dengan tugas-tugas kuliahku.
#############
Kamis pagi yang cerah, kusambut dengan secangkir
teh hangat dan roti berisikan slai strowberry.
Hari ini adalah mata kuliah Penulisan Kreatif di jam pertama, aku berharap bisa
datang lebih awal karena aku suka mata kuliah itu. Ternyata harapanku tak
sesuai dengan kenyataan, gara-gara macet aku jadi datang terlambat padahal
niatnya datang lebih awal.
"Ah sial banget hari ini, aku telat 15 menit pasti nanti gak diabsen
atau malah-malah dikasih huruf T (terlambat) sama dosennya", sambil
buru-buru berlari. Ternyata perkuliahan sudah dimulai dan dosennya sudah ada.
"Assalamu'alaikum, pak maaf saya telat tadi jalannya macet",
sambil menunduk.
"Iya saya sudah tahu kalau telat, sekarang sebagai hadiah coba tugas
yang kemaren di baca di depan teman-teman kamu! "
"Haa... Tugas yang suruh membuat cerita menarik minimal 350 kata itu
pak? ", jawabku sambil memandang pak dosen.
"Iya, kamu sudah mengerjakan belum? "
"Su.. Sudah pak, tapi..... ", aku baru ingat kalau aku membuat
cerita menarik tentang mas Fahmi sosok yang sangat aku kagumi. Aduhhh gimana
ini, malu dong bacain di depan teman-teman.
"Ayo Lia... Cepat dibaca yang keras agar teman-teman dengar! ".
"Iii... Iya pak".
Akhirnya akupun membaca ceritaku dengan suara yang
keras agar teman-teman yang di belakang juga dengar. Sesaat suasana menjadi
sangat hening dan hanya ada satu suara yaitu suara aku sedang membaca cerita
tentang mas Fahmi itu, semua mendengarkan aku dengan tenang. Ah aku jadi malu.
Setelah selesai membaca pak dosen memberikan upplause tentang ceritaku. Menurutnya ceritaku keche, cukup menarik
perhatian semua mahasiswa untuk mendengarkannya. Mampu menjelaskan sosok yang
dikagumi dengan jelas dan menarik. Terimakasih pak dosen yang baik hati.
Setelah itu aku dibolehkan duduk, dan melanjutkan perkuliahan. Pak dosen
menjelaskan tentang tugas selanjutnya.
Sambil membuka buku binder dan mencatat, sembari
aku mengingat kembali tentang sosok mas Fahmi iya mas Fahmi, sosok yang
bijaksana, sholeh, sopan, rajin dan masih banyak lagi. Tidak akan ada habisnya
jika aku menceritakan mas Fahmi, karena aku sangat mengaguminya. Mas Fahmi
adalah teman kakakku, umurnya juga seumuran dengan kakakk, mas Fahmi adalah
salah satu santri dari pondok Al-Falah kota Kediri. Pribadinya yang santun
membuat hatiku jadi luluh lantah padanya. Entah sejak kapan aku mulai
mengagguminya, aku sendiri pun tidak tau kapan aku jatuh hati padanya. Bagiku
mas Fahmi adalah cowok nomer satu yang ada di dunia ini di banding 100 cowok
yang pernah aku kenal tetap mas Fahmilah yang nomer satu di hatiku. Mas Fahmi
oh mas Fahmi.... sampai-sampai aku pernah hanya untuk mendapatkan informasi
tentang keseharian mas Fahmi dan hal-hal yang disukainya aku pernah pacaran
dengan salah satu teman mas Fahmi. Tujuannya sih tidak lain hanya untuk tau
berbagai hal mengenai mas Fahmi. Suatu hari mas Fahmi datang ke rumahku, iya memang rumah mas Fahmi tidak begitu jauh
dari rumahku cuma tetangga desa. Waktu ituu...
"Assalamu'alaikum?"
"Wa'alaikum salam, eh mas Fahmi..... ", aku sangat terkejut gak
nyangka kalau yang datang adalah mas Fahmi.
Tiba-tiba dia mengeluarkan sebuah amplop yang tertuliskan Muhammad Nur
Fahmi dengan Lia Anantasya. Haa... Itukan nama kami. Jadi kami akan segera
menikah secepat ini????
"Mbak mbaak, kakaknya ada? Ini mau nganterin undangan buat
kakaknya", kata teman mas Fahmi yang datang barenagn. Haah... gara-gara temannya
itu bayanganku jadi buyar.
"Iya mas, ada kok silahkan masuk", aku pun mempersilahkan mereka
untuk duduk lalu aku panggilkan kakakku.
Ternyata mas Fahmi tidak lama, sebelum aku buatkan minum
untuknya dia sudah beranjak pulang. Dari dalam rumah aku melihat kepergian mas
Fahmi, lewat jendela aku serasa ikut menghantarkannya pulang. Dan aku berharap
suatu saat akan bisa bertatap muka lagi dengannya. Jika aku boleh untuk memilih
aku pasti akan memilih mas Fahmi dan bersedia menghabiskan seluruh hidupku
bersamanya. Membangun keluarga kecil dan rumah tangga yang bahagia hehe jadi
bayangin terlalu jauh. Udah ah... kembali lagi ke perkuliahan. Setelah
perkuliahan selesai, aku dan teman-teman baruku Ika, desi, dan vika yang juga
satu kelas denganku berencana untuk mencari sarapan di tempat makan terdekat.
Mereka adalah teman yang baik, walaupun kami baru saja kenal.
#############
Setelah UTS semua mata kuliah selesai, akupun
berencana untuk pulang ke Semarang karena sudah rindu sekali kampung halamanku.
Tak aku sangka, saat aku membuka BBM aku melihat Rita ternyata dia juga pulang
ke Semarang. Akupun berencana saat pulang nanti akan main ke rumahnya dan
ketemu kangen dengannya. Aku bertambah semangat dan bergegas mengemas
barang-barang yang akan aku bawa pulang. Sampai di rumah aku segera melepas
rinduku pada semua keluarga, lalu aku mandi dan segera ganti baju. Ibu sudah
menyiapkan makan malam untukku. Setelah selesai makan malam, aku mencoba menghubungi
Rita dan membuat janji untuk ketemu. Ternyata Rita sedang ada di rumah, dan aku
segera bergegas ke rumahnya karena jarak rumahku dan rumahnya tidak begitu
jauh.
"Hai Rita... Aku kangen banget sama kamu", sambil memeluknya.
"Hai juga Lia... Aku juga kangen kamu. Ayo masuk dulu, aku bikinin
teh sambil kita ngeteh sambil kita bercerita".
"Iya Rit, banyak hal yang ingin aku critain ke kamu", jawabku.
Walaupun Rita dan Elis sedang renggang tapi aku dan mereka tetap biasa
saja karena aku tidak ada masalah dengan mereka berdua.
"Oh iya Lia, gimana kuliah kamu?"
"Baik Rit, aku baru saja selesai UTS. Oh iya ngomong-ngomong ada
masalah apa sih sebenernya antara kamu sama Elis? Kok persahabatan kita jadi
renggang gini?".
"Sebenernya setelah pengumuman aku ditrima di Universitas Indonesia
itu awal permasalahannya Lia, Elis merasa kecewa karena cuma aku yang di
terima. Mulai itulah Elis menjauh dariku".
"Jadi cuma gara-gara itu?", aku sedikit tidak percaya.
"Sebenernya masih ada satu lagi Lia, tapi kamu jangan bilang
kesiapa-siapa ya terutama ke Elis! ", jawab Rita seperti ada yang dia
tutupi.
"Iya, kamu tenang aja. Crita ke aku kamu percayakan sama aku? ",
sambil aku pegang tangannya untuk meyakinkan.
"Iya Lia aku percaya sama kamu, sebenernya sekarang aku udah jadian
sama Arka. Kamu ingatkan Arka? ", tanya Rita.
"Arka ketua basket di SMA kita dulukan? Kalau gak salah yang di
idolain di kagum-kagumi banget sama Elis itu kan? ", aku terkejut.
"Bener banget Lia, sebenernya aku dekat dari dulu sama Arka tapi aku
gak berani bilang ke kalian terutama ke Elis. Aku takut Elis bakalan marah dan
kecewa sama aku".
"Ya ampuuun, Rita kok kamu gak bilang dari dulu sih pasti gak bakalan
salah faham kayak gini kalau kamu terus terang dari dulu".
"Aku takut Lia, sekarang saja Elis sudah gak mau berteman lagi sama
aku. Apa lagi kalau dia tau hubunganku dengan Arka. Sebenarnya belum lama aku
jadian sama Arka, karena Arka juga di terima di Universitas Indonesia, setelah
itu kami meresmikan untuk jadian".
"Haduh... Giamana ya Rit aku juga bingung ini".
"Mau di jelasin secara langsung juga Elis udah pindah rumah, belum
lagi dia pasti juga gak mau ketemu untuk saat ini".
"Terus gimana dong Lia ? Aku tau Elis bakalan marah dan kecewa sama
aku tapi aku sudah kenal Arka lebih dulu dari pada Elis dan kamu taukan Lia
giman sifat Elis kalau apa yang dia inginkan tidak kesampaian", Rita
memegang tanganku dan matanya yang berkaca-kaca".
"Iya sudah Rit, kamu yang sabar ya pasti ada jalan keluarnya kok
untuk semua masalah!", sambil menengok jam di tanganku. Ternyata sudah
pukul 21.00 lalu aku pamit pulang ke Rita.
"Kayaknya udah larut malam ini Rit, aku pamit pulang dulu ya?".
"Iya Lia hati-hati di jalan ya, terimakasih udah dengerin
ceritaku".
"Oke Ritaa! Udah jangan sedih lagi ".
Diperjalan aku sembari memikirkan masalah Rita dan
Elis, memang kalau masalah perasaan kayak gini ribet banget. Tidak ada yang
bisa disalahkan, Rita sendiri mungkin diam-diam juga suka sama Arka walaupun
dia gak jujur sama kami apa lagi mereka berdua sekarangkan satu kampus sudah
pasti banyak waktu untuk ketemu dan jalan bareng. Sudah pasti mereka akan
semakin dekat. Sedangkan Elis, orang yang dia kagumi sedari SMA kelas 1 sampai
sekarang di perguruan tinggi tiba-tiba jadian sama sahabat sendiri haduuh gak
kebayang deh gimana perasaannya sekarang. Untunglah bukan mas Fahmi, jika aku
yang berada diposisi Elis dan mas Fahmi yang jadian dengan Rita mungkin akuuuu….
ah jangan sampek hal itu terjadi sungguh aku gak bisa bayangin apa yang akan
aku lakukan. Mas Fahmi oh mas Fahmi, sosok yang selalu hadir dalam setiap
mimpiku. Malam pun semakin larut, dan awan berganti dengan kabut sepertinya
akan turun hujan, aku menambah kecepatan motorku agar sampai di rumah sebelum
hujan turun.
############
Hari ini adalah hari sepesialku, hari kelahiranku
yang ke 20. Gak terasa sekarang usiaku sudah 20 tahun. Semua teman-teman
mengucapkan selamat milad untukku dari teman SMA dulu, teman di rumah, teman
kuliah tapi ada satu orang yang paling aku nanti ucapannya yaitu mas Fahmi. Aku
berharap mas Fahmilah orang pertama yang mengucapkan. Dari pagi sampai
menjelang malam lagi aku bolak balik memandangi layar Handphonku, berharap ada
pesan baru dari mas Fahmi. Sampai malam mulai larut aku pandang jam yang ada di
dindingku menunjukan pukul 21.00 tepat tiba-tiba ada bunyi pesan baru ternyata
itu adalah pesan dari mas Fahmi orang yang aku tunggu-tunggu sejak tadi pagi.
Aku pun tersenyum lebar dan segera membukanya.
"Assalamu'alaikum, selamat hari ulang tahun semoga diberi umur yang
barokah".
"Wa'alaikum salam, amiiin... Terimakasih untuk doanya mas :)",
aku membalas pesan dari mas Fahmi sambil senyum-senyum sendiri.
"Enggeh, sama-sama", jawabnya yang sangat singkat.
"Iya mas gak papa kok itu malah lebih berarti hehe. Semoga diberi
kelancaran aja dalam menimba ilmu", dalam hatiku aku sangat senang
mendapatkan ucapan dari mas Fahmi bagiku itu adalah kado terindah di hari ulang
tahunku mendapatkan ucapan dari orang yang sepesial. Walaupun mas Fahmi bukan
orang pertama yang memberikan ucapan, tapi aku tetap senang justru mas Fahmi
menjadi orang terakhir yang memberi ucapan.
Senangnya hatiku saat itu sampai-sampai sulit aku
ungkapkan dengan kata-kata. Hanya orang yang lagi kasmaranlah yang tau betul
apa yang aku rasakan saat itu. Perasaan berbunga-bunga menemaniku sampai aku tertidur
malam hari itu.
Sang fajar pun sudah menjulang tinggi, aku berusaha bangun dan mengingat
bahwa hari ini sudah hari senin lagi otomatis ngumpulin tugas Penulisan Kreatif
lagi. Dan kali ini aku gak mau telat lagi, aku segera beranjak dari tempat tidur
dan pergi mandi. Sesampai di kampus, aku bertemu dengan Ika, Desi dan Vika lalu
kami berjalan bersama ke kelas. Kami berempat pun duduk berdekatan dengan
sesekali diselingi canda tawa sambil menunggu pak dosen datang, rasanya seperti
trio tonggeng telah hidup kembali dengan sosok yang beebeda. Sekarang aku punya
sahabat baru yang hampir mirip seperti trio tonggeng. Yang duduk tepat
disampingku adalah Ika dia biasa meminjam Handphonku untuk selfie. Tiba-tiba
tidak seperti biasanya Ika meminjam Handphonku untuk membuka Facebook. Saat Ika sedang iseng melihat
beranda, aku melihat sebuah status milik Rita yang ada percakapannya dengan mas
Fahmi. Aku pun terkejut dan langsung merebut Handphonku dari tangan Ika, aku
berusaha mencari tau keganjalan tersebut. Membuka semua status dari Rita dan
mas Fahmi, dan aku tidak pernah menyangka apa yang aku temukan.
Aku sungguh tidak percaya. Aku berharap ini
bukanlah sebuah kenyataan, tapi aku tak menyangka ternyata mas Fahmi sering
chatingan dengan Rita tak jarang mereka membuat status bersama. Aku seakan tak
percaya dan berkali-kali membuka ulang dan memastikan lagi hal tersebut tapi
hasilnya masih tetep sama. Sekarang aku mengalami sendiri hal yang serupa yang
dialami oleh Elis, Rita sendiri juga tau kalau sudah lama aku mengagumi mas
Fahmi dan sampai sekarang pun. Karena dulu aku sempat cerita kepada Rita dan
Elis tentang perasaanku. Sekarang entah apa yang terjadi dengan Rita dan mas
Fahmi, kelihatan sekali bahwa mereka berdua sangat dekat yang aku lihat dari
semua percakapan mereka. Terlihat sangat jelas bahwa mas Fahmi sangat terbuka
dan santai saat chatingan dengan Rita, berbeda jauh saat denganku. Mas Fahmi
sangat kaku dan singkat, dan aku baru menyadari mungkin selama ini aku sudah
salah mengartikan sikap mas Fahmi kepadaku. Mungkin yang mas Fahmi tunjukan
kepadaku hanyalah sebatas rasa hormat dan menghargai karena mas Fahmi sudah tau
tentang perasaanku.
Saat itu aku merasa sangat jatuh dan hatiku tak
karuan, aku juga tak menyangka bahwa Rita yang dulu sangat dekat denganku
mungkin adalah orang yang sebenarnya disukai oleh mas Fahmi. Tapi kenapa harus
Ritaa???? Kenapa gak orang lain aja, pasti rasanya gak akan sesakit ini. Tak
terasa airmataku mulai menetes, aku sudah tak bisa membendung lagi perasaanku.
Untung saja hari ini kosong, dosen mata kuliah Penulisan Kreatif sedang ada
acara seminar Progress Report penelitian dosen dan hanya di berikan tugas
selanjutnya untuk dikerjakan, jadi aku punya waktu untuk menangis di bahu Ika
karena sudah tak tahan lagi. Ika, Desi dan Vika pun berusaha menenangkan aku.
Mereka menyuruhku menangis sepuasku, agar aku merasa lebih baikan. Jam
perkuliahan pun sudah berakhir, aku usap semua airmataku dan aku langsung
segera ingin pulang saja ke kos tanpa berhenti kemana-mana.
#############
Malam harinya aku pun masih kepikiran dengan Rita
dan mas Fahmi, rasanya aku masih kurang yakin jika belum bertanya langsung
kepada salah satu dari mereka. Tentang kepastian apa yang aku lihat di facebook
mereka tadi pagi. Lalu aku mencoba untuk menghubungi Rita.
"Hallo? ".
"Hallo Rita".
"Apa kabar Lia? Lama gak pernah telfon, kenapa kok kayaknya suara
kamu lemes banget? ", tanya Rita bingung.
"Sebenernya aku mau tanya sesuatu ke kamu! ".
"Iya Lia, tanya aja! Kamu mau tanya apa? ".
"Kamu sering chatingan sama mas Fahmi ya? ", sebenernya aku gak
enak tanya seperti ini ke Rita tapi bagaimana pun aku harus tau kebenarannya
agar tidak terjadi salah paham.
"Ooooh... Itu, iya Lia mas Fahmi memang sering komentar saat aku buat
status jadi kami sering chatingan. Gak papa kan Lia, kan cuma chatingan doang!
", jawab Rita seolah-olah itu hal sepele ya emang sih hal sepele tapi
baginya bukan bagiku.
"Iya gak papa kok Rita, lanjutin aja. Ya udah Rita aku cuma mau tanya
itu aja kok. Maaf ya kalau udah ganggu kamu", sebenernya aku gak rela
banget ngomong gitu ke Rita tapi denger kalau ternyata mas Fahmi duluan yang
memulai percakapan aku jadi tak bisa berkata apa pun kecuali itu.
Rita yang dari dulu tau perasanku kepada mas Fahmi
tega nglakuin hal itu, dan mas Fahmi kenapa harus Rita mas... yang kamu sukai
kenapa bukan orang lain saja. Haaah... kedua pertanyaan itu membuatku jadi
hampir gila. Semenjak kejadian itu, aku pun memutuskan untuk menyisihkan antara
sahabat dan cinta dari kepalaku. Aku lebih memilih untuk fokus kepada kuliahku
dan menggapai cita-citaku menjadi seorang guru SD. Seseorang yang mempunyai
peran besar dalam menciptakan generasi mendatang.
############
3 tahun kemudian.....
Akhirnya aku berhasil mendapatkan gelar S1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar seperti yang aku cita-citakan selama ini. Ayah
dan ibu pun turut hadir dalam acara wisudaku. Mereka menyempatkan untuk datang
ke Bandung. Hari itu adalah hari terindah dimana aku bisa menunjukan sebuah
hasil dari kerja kerasku selama 4 tahun kepada kedua orang tuaku. Sungguh aku
sangat bersyukur kepada Allah STW atas semua yang telah diberikan kepadaku. Dengan gelar yang aku miliki, aku diminta mengajar di salah satu sekolah dasar yang ada di Semarang.
Setalah beberapa hari aku, ayah dan ibu berada di Bandung, kami pun pulang ke
Semarang kota yang selalu aku rindukan setiap aku memejamkan mata.
Satu minggu lagi akan ada acara bersih desa dan
karena aku sudah pulang dari Bandung, aku pun di minta pak RT untuk menjadi MC
saat acara bersih desa tersebut. Aku pun dengan senang hati menerima permintaan
pak RT. Saat hari H aku sangat sibuk mengurus ini itu dan mondar madir masuk
kantor desa untuk mempersiapkan segala keperluan acara. Para tamu undangan juga
sudah banyak yang hadir, dan para pemuda yang akan di tugaskan untuk
melantunkan sholawat juga sudah nampak hadir. Lalu aku berjalan keluar lagi
untuk mengambil buku catatan kecilku di dalam jok motor yang terdapat rangkaian
kegiatan hari itu. Banyak sekali tamu undangan yang duduk di barisan kursi
depan pintu masuk.
Tetapi pandanganku hanya tertuju pada satu sosok
orang yang seperti tidak asing lagi bagiku, dan ternyata itu adalah mas Fahmi
iya benar mas Fahmi oh mas Fahmi gimana kabar mas sekarang? Kemana aja mas
selama ini? Sejak kapan mas duduk di situ? Ah banyak sekali hal yang ingin aku
tanyakan kepadanya, walaupun sekian lam tak tau kabarnya tapi perasaanku masih
sama padanya bahkan mungkin malah bertambah. Melihat pakaiannya dengan baju
koko putih, sarung warna hijau warna kasukaanku dan tak lupa songkok putih khas
miliknya. Mungkin kehadirannya disini karena juga mendapat tugas dari pak RT
untuk menjadi anggota para pemuda masjid yang akan melantunkan sholawat, karena
mas Fahmi memang juga anggota sholawat di desaku. Sungguh rasanya hatiku
kembali berbunga-bunga ketika melihatnya tapi apa daya rasanya bibirku ini
sudah terpatuk dan sulit sekali untuk berucap. Biarlah semua pertanyaan itu aku
simpan sendiri. Dan akhirnya aku hanya bisa melepaskan senyum tipis sebagai
balasan karena mas Fahmi lebih dulu menyapaku dengan senyuman manisnya. Lalu
aku menundukan kepalaku dan beranjak pergi melaluinya. Oh mas Fahmiku duluu…..
#######SELESAI########
Jangan terlalu mencintai atau membenci sesuatu, biarlah semua mengalir
sewajarnya seperti air…
Jangan mempercepat atau memperlamabatnya, karena takdik Tuhan jauh lebih
indah dari apa yang kita harapkan. Tuhan tidak memberikan apa yang kita minta,
tapi Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan.
Cerpem karya Mbak Linda terbilang cukup panjang jika dibandingkan dengan cerpen karya teman-teman yang lain. Saya suka membacanya, menghadirkan banyak keseruan. Banyak konflik di hadirkan, sehingga pembaca tidak bosan mengikuti cerita dari awal hingga akhir. Bahasa yang Mbak Linda gunakan juga sangat kaya, beragam, dan tidak menjemukan.
BalasHapusTerima kasih Mbak.