Rabu, 28 September 2016

Keadaan Boleh Membuat Kami Sedih tapi Kedua Orang Tua adalah Sumber Semangat Bagi Kami




       Di usia senja setengah abad lebih usia bapak, namun ia tetap mencari nafkah untuk mengayomi keluarga, untuk menguliahkanku dan juga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jam kerjanya tidak seperti yang lain, disaat hari mulai siang matahari mulai tinggi tepat di atas kepala, kebanyakan orang kembali pulang ke rumahnya untuk berteduh, istirahat, makan minum, dan berkumpul dengan keluarga. Tapi tidak untuk bapak, dia malah masih akan berangkat untuk menjalankan kewajibannya sebagai kepala rumah tangga. Dari satu pohon kelapa ke pohon kelapa yang lain, bapak memanjat satu persatu untuk mendapatkan yang nantinya akan dijual dan mendapat rupiah. Bapak memilih waktu siang hari untuk memanjat kelapa karena karena menurutnya di siang hari pohon kelapa sudah tidak licin dan aman untuknya memanjat. Di sore harinya bapak tak bisa untuk diam dan beristirahat, dia memilih untuk pergi untuk pergi mencari santapan lezat untuk hewan peliharaannya sapi dan kambing. Dengan keringat yang masih belum kering bapak bergegas pergi. Semangatnya yang tak pernah padam, walaupun terkadang bapak harus menjual salah satu hewan peliharaannya untuk kebutuhan sekolah kami yang mendesak. Yaah... dari situlah bapak bisa menyekolahkanku sampai sekarang aku bisa kuliah di IAIN Tulungagung dan juga kedua kakakku. Hatiku sering kali tersayat-sayat karena tidak tahan melihat perjuangan orang tua untuk anak-anaknya yang tak kenal teriknya matahari.
      Ibu, ibu adalah sosok wanita yang tegar, sabar, dan penuh kasih sayang. Ibu selalu bisa mengendalikan anak-anaknya dalam keadaan apapun. Ibu juga sebagai sahabat dan tempat terbaik untuk anak-anaknya mengadu keluh dan kesahnya. Sosok yang sangat bijaksana yang sangat aku kagumi. Dalam segala keadaan ibu selalu membuat kami menjadi kuat dan berpribadi yang baik. Ibu juga seorang wanita yang multi fungsi. Tidak jarang ibu menggantikan tugas bapak jika bapak sedang kesulitan membagi waktu untuk mengurus ladang. Ibulah yang berperan sebagai ibu rumah tangga juga merangkap tugas suami untuk mengurus ladang. Sesekali pun secara bergantian kami juga membantu bapak dan ibu di waktu libur. Ibu selalu mengajari kami untuk tidak malu atau gengsi untuk mengakui apa profesi dari kedua orang tua. Apapun pekerjaannya selama itu halal dan kami juga selalu diajari bersyukur dengan apa yang kami miliki. Karena tiada hasil yang akan menghianati usaha. Keadaan boleh membuat kami sedih tapi kedua orang tua adalah sumber semangat bagi kami. Untuk itu akupun bertekat untuk bersungguh-sungguh dalam belajar agar dapat mewujudkan harapan kedua orang tua dan juga mengangkat derajat keluarga. Amiiin. 
         Itulah pengalaman dan juga keadaan yang bisa dibilang menyedihkan ataupun mengharukan yang pernah saya alami, tidak ada lagi peristiwa lain yang sangat menyayat hati kecuali keluarga. Bagi saya itu adalah pelajaran hidup yang tak ternilai harganya. Semua orang memang pasti akan punya cerita tentang keluarganya, tapi belum tentu sama satu sama lain. Demikianlah crita mengenai keluargaku, semoga bermanfaat dan bisa menjadi inspirasi bagi kalian :)

2 komentar:

  1. Semoga Allah selalu melimpahkan kesehatan kepada mereka, semoga Allah juga memberikan kemudahan pada mereka dalam mencari rezeki halal untuk keluarga. Semoga Allah memberi kita lebih banyak waktu untuk membahagiakan orang tua kita masing-masing ya Mbak. Salam hormat saya buat bapak dan ibu sampean.

    BalasHapus
  2. Amiiin yarobbal alamin, trimakasih pak... semoga Allah selalu mengabulkan semua doa yang terucap dengan tulus

    BalasHapus