Sabtu, 19 November 2016

ROMANTIK FILM ISLAMIK




1.      Judul Resensi       : Disetiap Namamu, Ada Sembilan Puluh Sembilan Kali Rindu
2.      Identitas karya   
Judul Film             : 99 Kali Rindu
Sutradara               : Azhrari Zain
Produser                : David Teo
Penulis Naskah      : Panel MIG Abban Chipta
Genre                    : Romantik Islamik
Pemeran                : Aeril zafrel , Wawa Zainal, Adey Syafrien, Eddy Rauf, Niezam Zaidi, Afiera Riana dan Siti Aziz.
Tahun Rilis            : 2013
Bahasa                   : Melayu
3.      Sinopsis                :
99 Kali Rindu menceritakan kisah lelaki yang bernama Ahmad Fakhruddin Attar (Aeril Zahfrel) yang di tinggal mati oleh istrinya Saidatul Nafisa. Selepas kematian istrinya, Attar berhijrah ke desa Mahbubat untuk menghilangkan kesedihan yang ditanggungnya. Namun dalam penghijrahannya dia dipertemukan dengan dua wanita yaitu Fatin Qolbie seorang DJ Radio dan Zezlena. Pertemuan Qolbie dan Attar terjadi saat Qolbie sedang berjalan bersama sahabatnya sedang duduk sambil asyik bermain pantun. “Yang pertama, cinta ala sundel bolong, di depan manis, di belakang bohong. Yang kedua, cinta ala pocong, selalu melompat dari satu hati ke hati yang lain. Yang ketiga, cinta ala tuyul, ada uang abang sayang, taka da uang abangpun ditendang, sayang pun melayang”. Ketika Qolbie sedang melewati taman, terdengar suara kedua lelaki itu, Qalbie bersama sahabatnya menghampiri kedua lelaki itu. Qolbie pun menanyakan pantun ala Attar. “Yang keempat, cinta ala Pontianak, tak tahu kapan nikahnya, tiba-tiba udah punya anak”.
Setelah pertemuan itu, Qolbie pun mulai penasaran dengan Attar. Namun Qolbie tidak mengetahui keberadaan Attar sebenarnya. Ketika itu Qolbie ditugaskan untuk menjadi penyiar radio dalam acara memperingati maulid Nabi di desa Mahbubat. Tanpa disangka Qolbie bertemu kembali dengan Attar. Kata-kata yang indah dilantunkan oleh Attar. Disinilah Qolbie semakin yakin bahwa Attar adalah suami idaman Qolbie. Karena melihat kata-kata Attar yang santun dan mampu menyentuh hati bagi siapapun yang mendengarnya, Attar pun diundang untuk mengisi curhat dalam sebuah radio yang dibawakan oleh Qolbie.
“Bila awak mau cinta saya, carilah dulu cinta Allah. Bila awak mau rindu saya, rinduilah dulu Allah dan Rasulnya. Jika awak mau sayang saya, sayangilah dulu agama lebih daripada diri saya ini”. Kata-kata yang diucapkan Attar sungguh menggugah hati Qolbie. Kata-kata Attar membuat Qolbie semakin jatuh hati kepada Attar.
Malam itu, Fatin Qolbie sedang mengendarai mobil dan dihadang oleh pemuda yang sedang mabuk. Namun Qolbie bernasib baik karena diselamatkan oleh Attar. Pada waktu itu Attar menyuruh Qolbie untuk meninggalkan tempat kejadian. Namun ketika Attar hendak lari menyelamatkan diri, sebuah mobil yang dikendarai oleh Zazlena pun menabrak Attar. Disinilah pertemuan Attar dengan Zazlena. Rasa bersalah Zazlena menyebabkan Attar dirawat di rumahnya sampai sembuh. Namun Miqdad kakak dari Zazlena menceritakan kepada Attar mengenai penyakit yang dihadapi adiknya yang sudah tidak ada harapan untuk hidup akibat penyakit parah yang dihadapinya. Namun setelah Zazlena mengenal Attar, Attar telah memberikan semangat baru kepadanya. Kata-kata syahdu Attar membuat Zazlena ingin hidup kembali dan membuat Zazlena jatuh hati kepada Attar. Saat melihat mata Zzlena Attar seperti diingatkan kembali ketika awal bertemu dengan istrinya Saidatul Nafisa, tapi Attar tak mau mengubah rasa belas menjadi rasa cinta.
Sejak kejadian itu Qolbie tak pernah lagi bertemu dengan Attar. Rindu Qalbie kepada Attar semakin mendalam. “Ya Allah selamatkan calon penuntun surgaku, dimana kamu Attar? Aku berharap kamu datang dengan iman dan takwa dalam khitbah agar aku menjadi halal bagimu”, secara tak sengaja Qolbie sudah menaruh harapan besar pada Attar dan tak bisa lagi membendung perasaaanya. Begitu besarnya cinta Qolbie kepada Attar. Demi menemukan cintanya, Qolbie bergegas mencari Attar, dengan menempelkan lembaran-lembaran kertas yang bertuliskan “Dicari orang hilang”. Saat Qolbie sedang mencari Attar, ada pemuda yang mencoba menggodanya. Namun apalah daya. Pemuda itu menodai Qolbie. Semenjak kejadian itu, Qolbie merasa tak pantas lagi buat Attar, lelaki yang dianggapnya berhati malaikat. Kejadian itu membuat Qolbie dirawat di rumah sakit. Disisi lain Attar sudah merasa sembuh dan ingin segera kembali ke kampung Mahbubat tapi saat ingin berpamitan dengan Miqdad, Attar melihat foto kedua orang tua Miqdad dan Zazlena. Foto tersebut mengingatkan kembali akan masalalu suram Attar yang dulunya Attar adalah mantan perampok, yang pada malam itu merampok rumah Miqdad dan menghabisi orang tua Miqdad dan Zazlena. Attar sangat terkejut dan lari keluar dari ruangan itu tanpa satu katapun kepada Miqdad.
Tanpa sengaja sahabat Qolbie bertemu dengan Attar. Sahabat Qolbie menceritakan apa yang telah terjadi dengan Qolbie dan meminta Attar untuk menuemui Qolbie. Tapi tidak tahu mengapa Attar menemui Qolbie dengan waktu yang singkat. Attar lebih memilih untuk menemui Zazlena yang saat itu sedang terbaring di rumah sakit dimana Qolbie dirawat. Sungguh terpukul hati Qolbie melihat kejadian ini. Miqdad kakak kandung Zazlena pada saat itu menemui Qolbie dan menceritakan kepada Qolbie bahwa adiknya juga mencintai Attar. Hanya beberapa hari saja adiknya bisa bertahan hidup di dunia ini. Saat itu Miqdad mengetahui bahwa Attarlah yang telah membunuh kedua orang tuanya, Miqdad sangat marah tapi mendengarkan doa yang tulus dari Attar untuk kesembuhan Zazlena maka ia mengurungkan niatnya. Kabar buruk dari dokter bahwa Zazlena tidak dapat diselamatkan tapi karena mendapat keajaiban tiba-tiba Zazlena bernafas kembali. Setelah itu Miqdad berencana membawa pergi jauh Zazlena dari kenangan-kenangan yang menyesakkan dada dan melupakan Attar yang sebenarnya adalah pembunuh kedua orang tuanya. Attar pun memutuskan untuk pergi dari kehidupan Qolbie dan Zazlena. Tidak ada satupun yang dipilih oleh Attar untuk menjadi kekasihnya. Attar meneruskan kembali hijrahnya dari satu tempat ke tempat lain. Mengobati kerinduannya pada istri dan anaknya. “Tidak semua yang kita mahukan akan kita miliki. Ada waktunya kita terpaksa melepaskannya”. “Hidup ini akan aku teruskan. Biarlah Allah yang menyusunnya dengan sebaik-baik keindahan”. 
4.      Kelebihan dan kekurangan :
Kelebihannya dari film ini menurut saya alur ceritanya tidak terlalu berat sehingga mudah untuk dipahami, dan sedikit flashback tapi tidak merusak perjalanan cerita karena plot-plotnya saling berkaitan satu sama lain. Adu akting antara pemain mampu menyuntik emosi para penonton sehingga mendalami perjalanan cerita walaupun pemainnya masih baru dalam dunia akting. Dialog-dialog film ini banyak bermain dengan monolog melalui bait-bait ayat yang memang indah dan menyentuh jiwa. Setiap tutur kata ada pesan yang tersembunyi untuk disampaikan, bukalah mata hati kita apabila menonton film ini. Banyak yang bisa kita contoh dari film ini yaitu nilai keislaman. Kata-kata yang santun, indah, penuh makna, dan bernilaikan keislaman membuat hati kita tergugah. Film bergenre islamik biasanya bersifat komersial tapi berbeda dengan film ini, setelah menonton film ini kita akan semakin tergugah dengan kata-kata yang terkandung di dalamnya dan semakin memahami tentang Islam dan kerinduannya dalam Islam. 
Kekurangannya dari film ini menurut saya dalam adegan Attar dengan Zazlena, dimana sangat terlihat perbedaan umur yang jauh sehingga terlihat kurang sesuai dilihatnya. Mungkin pemain Zazlena bisa diganti dengan perempuan yang usianya tidak jauh dari usia Attar. Juga terdapat adegan pandangan mata secara langsung antara Attar dengan Zazlena saat Zazlena menolong Attar. Sebaiknya pandangan mata itu tidak perlu ada. Karena akan berkonotasi negatif, karena mereka bukan muhrim dan di situ Attar sendiri berperan sebagai seorang uztad yang tingkah lakunya menjadi panutan. Tapi untuk keseluruhan film ini sangat memukau dan mengharukan karena dipenuhi air mata saat menonton bagi yang hatinya tergugah.
 
5.      Interpretasi          :
Menurut saya semua wajib menonton film bergenre islamik ini tidak ketercuali, karena banyak sekali hikmah yang bisa didapat dari pesan yang terkandung di setiap kata-kata yang diucapkan dalam film. Dengan cerita yang ringan tapi mampu mempermainkan perasaan semua yang menontonya, sampai mencucurkan air mata. Terdapat nilai-nilai keislaman yang sangat kuat dalam film ini. Dan bagaimana cara kita menepatkan rasa cinta dan rindu yang amat dalam kepada yang di cintainya tapi masih dalam binkasan Islam seperti yang diperankan oleh Attar. Ketika dia rindu kepada istri dan juga anaknya yang sudah meninggal, dan dia memutuskan untuk berhijrah agar menjadi pengobat hatinya. Selain itu sosok Attar yang santun, dan ikhlas dalam menghadapi takdir Tuhan patut kita jadikan suri teladan. Dengan masalalu yang suram, dia mampu merubah dirinya menjadi lebih bertakwa dan selalu memperbaiki diri untuk menjadi hamba Allah yang lebih baik lagi. Walaupun banyak perempuan yang jatuh cinta kepada Attar, tetapi Attar tidak sombong dan tetap rendah hati. Dari tayangan tersebut banyak sekali hikmah yang bisa kita ambil dan kita terapkan dalam kehidupan nyata. Agar kita bisa lebih ikhlas dan tawakal dalam menerima takdir Tuhan.

Kamis, 03 November 2016

RASA KAGUM YANG TAK TERBALAS


RETAK!!!!!!







 
Kriiing.... Alarm Handphonku berbunyi. Gubrak akupun kaget dan langsung teringat bahwa hari ini adalah hari senin, hari yang paling tidak aku sukai dari ketujuh hari yang lain. Gimana enggak setiap hari senin aku harus bangun lebih pagi karena hari senin selalu ada upacara di SMAku. Kali ini agak berbeda karena upacara kali ini tepat hari kartini 21 April dan diadakan upara untuk memperingati hari kartini dengan memakai kebaya jadul. Karena aku yang bangun lebih dulu maka aku langsung lari ke kamar mandi sambil meraih handuk kesayanganku. Tak beberapa lama Rita pun terbangun dan menggedor pintu kamar mandi.
"Liaaa.... Cepet lia mandinya, ini udah jam setengah tujuh aku sama Elis belum mandi nih! Teriak Rita, seperti biasanya sambil melebih-lebihkan. Padahal aku tau ini masih jam setengah enam pagi tapi yaa begitulah Rita yang selalu cepat panik kalau dia belum mandi.
"Iya Ritaa... Gak lama kok aku mandi cuma 5 menit kok hehe.
Rita dan Elis adalah temanku satu kos bahkan satu kasur denganku. Kami bertiga juga satu jurusan dan satu kelas. Setiap hari kami selalu pergi sekolah bareng, blajar bareng, jalan-jalan bareng, makan bareng, pokok semua selalu bareng kecuali satu ini, mandi bareng hehe. Indahnya hari-hari kami lalui bersama-sama, dan kami sepakat bahwa persahabatan ini kami namai dengan trio tonggeng hehe cuma asal bikin aja. Setelah aku selesai mandi, Elis pun terbangun dia terkejut melihat aku sudah berpakaian kebaya jadul. Lalu ia pun segera melemparkan slimutnya dan lari ke kamar mandi.
"Rita... Cepet dong mandinya, Lia udah mau berangkat tuh nanti bisa-bisa aku gak mandi ini". Rengek Elis sambil berdiri di depan pintu kamar mandi.
"Iya... Iya Elis ini juga baru masuk, nanti telat bareng-bareng aja gak papa biar di hukum bareng hehe kan trio tonggeng jadi terkenal".
"Apa-apaan... Masak trio tonggeng terkenalnya tukang telat. Iiiih... Gak mau kamu aja, ayo cepeeet Rit! "
Haha setiap hari senin mereka selalu seperti itu, aku sih udah biasa dengerin mereka berebut kamar mandi kayak gitu. Aku bercermin untuk melihat kebaya yang aku kenakan, sungguh mulia perjuangan ibu kita kartini berkatnya kami kaum wanita bisa bersekolah dan mendapat hak yang sama dengan kaum laki-laki. Terimakasih ibu kartini jasamu akan selalu kami ingat dan kami kenang. Jam 06.50 kami pun bergegas berangkat, karena jarak kos kami dengan sekolah sangat dekat, kami selalu berangkat agak siang ngepasin sama bel masuk aja hehe itung-itung di kos bisa sarapan dulu atau ngerjain PR yang belum kelar memang dasar anak SMA.
Teriknya matahari tak jadi penghalang SMA Negeri Semarang untuk merayakan hari kartini. Semua siswa siswi dan guru SMA Negeri Semarang dengan antusias melaksanakan upacara, dan khusus untuk hari itu kegiatan pembelajaran di tiadakan dan diisi dengan berbagai kegiatan dan lomba untuk memeriahkan hari kartini. Aku, Rita, dan Elis mengikuti beberapa dari lomba tersebut, walaupun tidak ada yang kami juarai haha yang penting ikut berpartisipasi memeriahkan.
###########
Ujian Nasional pun telah berakhir, berbagai usaha telah kami lakukan agar kami bisa lulus ujian Nasional dengan nilai yang membanggakan dan bisa masuk Universitas yang kami impikan. Dari ikut pendalaman, tree out, les di luar, belajar bareng sampai belajar kebut semalam juga tak ketinggalan hahaha. Kerja keras sudah dilakukan sekarang tinggal ikhtiyar dan berdoa sambil menunggu pengumuman hasil ujian.
"Rita, Elis kalian ingin nglanjutin di Universitas mana? " tanyaku kepada kedua sahabatku trio tonggeng.
"Kalau aku sih ingin nglanjutin di Universitas Indonesia paasti keren hehe", jawab Rita sambil nengoin kepala kayak orang lagi bayangin sesuatu.
"Ehh iya keren banget tuh, aku juga mau ke sana aja deh", jawab Elis dengan segera.
"Iiih kamu Elis, kok ikut-ikutan aku sih... Kan aku duluan! "
"Yee... Kenapa itu kan memang Universitas faforit pasti semua ingin kuliah di sana"
"Udah-udah jangan jangan berantem, kalian selalu berebut jangan-jangan nanti masalah cowok aja berebut juga", jawabku sambil merangkul mereka berdua.
"Kalau kamu dimana Lia? ", tanya Elis dan Rita bersama-sama.
"Hemm... Kalau aku sih ingin selalu bareng sama kalian hehe, biar trio tonggeng selalu bisa sama-sama terus hehehehe".
"Ehh... Ide bagus itu Lia gimana kalau kita bertiga sama-sama nglanjutin di Universitas Indonesia aja", jawab Rita.
"Iya ide brilian itu kawan... Kita bakalan sama-sama terus satu kos lagi kayak gini", sahut Elis kegirangan.
"Iya udah kita daftar bareng-bareng aja biar bisa ditrima bareng ya...", jawabku sendiri sambil memeluk erat mereka.
Udah bisa bayangin sendirikan gimana eratnya persahabatan kami, bagai kepompong yang merubah ulat menjadi kupu-kupu. Kami bersama-sama memulai dari nol, berjuang bersama untuk mencapai cita-cita.
############
Pendaftaran SNAM PTN pun telah dibuka, kami bertiga segera mendaftarkan diri ke Universitas yang kami impikan tersebut. Siapa yang menyangka bahwa disinilah awal dari keretakan persahabatan trio tonggeng. Gelombang pertama kami bertiga gagal, Rita dan Elis masih bersi keras ingin mencoba mendaftar lagi lewat jalur SBM PTN. Memang mereka berdualah yang dari awal semangat sekali ingin kuliah di Universitas tersebut. Tapi berbeda dengan aku, aku lebih psimis dari mereka aku sadar diri dengan kemampuanku pastilah sangat sulit untuk bisa masuk di Universitas unggulan seperti itu. Aku memilih untuk mendaftar di Universitas negeri lain, aku juga ingat kata orang dulu kalau tiga sekawan itu pasti akan banyak perselisihan di bandingkan dua atau empat sekawan. Dimana perbedaan pendapat dalam suatu pandangan memang suatu hal yang umum tapi akan lebih parah lagi jika jumlahnya ganjil akan lebih memicu timbulnya perselisihan karena bisa terjadi pilih kasih.
 Oleh karenanya aku memilih salah satu Universitas negeri yang ada di Bandung, di sana udaranya yang masih sejuk dan pemandangan yang indah akan menambah semangatku untuk menimba ilmu. Sedangkan Rita dan Elis, setelah pengumuman tes tulis ternyata Elis tidak di terima sedangkan Rita di terima. Entah karena faktor apa Elis menjadi berubah setelah mengetahui pengumuman itu, ia mulai menjauhi Rita. Mungkin karena minder atau kecewa Rita yang berhasil di terima di Universitas impian mereka. Sedangkan Rita, mungkin memang bintang keberuntungan sedang ada pada dirinya.  Dia bisa masuk di Universitas impiannya itu. Semenjak kejadian itu, kami bertiga sibuk dengan urusan kuliah masing-masing. Hingga trio tonggeng pun mulai tidak ada kabarnya lagi. Suatu ketika aku merindukan kebersamaan trio tonggeng, aku mencoba menghubungi Elis.
"Hallo? "
"Hallo Elis, gimana kabarnya sekarang kamu ada dimana? ", tanyaku nyerocos.
"Kabarku baik Lia, sekarang aku pindah rumah di Surabaya karena ayah mendapat rekrut jabatan baru di sebuah prusahaan di Surabaya. Kamu sendiri gimana kabarnya? Aku kangen sama kamu".
"Kabarku juga baik Elis, kamu kemana aja kok susah di hubungi semenjak kita gagal satu Universitas? Rita juga bilang kalau nomer kamu sering gak aktif"
"Maaf Lia, jangan bahas soal Rita ya... Bahas yang lain aja, oh iya Lia sekarang aku masuk di Universitas Negeri Airlangga jurusan akuntansi. Kamu jadi masuk di Universitas mana?"
"Iya udah, sekarang aku di Universitas Negeri yang ada di Bandung, sekarang kita jauh dan jarang ketemu ya, aku kangen masa-masa yang dulu", jawabku tak terasa dua mataku sudah berkaca-kaca dan akan menetes.
"Sebenernya aku juga ingin seperti dulu Lia, tapi semua udah berubah sekarang aku hanya percaya sama kamu. Lia udah dulu ya, aku harus bantu ibuku dulu kapan-kapan kita sambung lagi ya? ".
"Masih banyak hal yang ingin aku critakan ke kamu Elis, tapi gak papa kapan-kapan lagi kita sambung salam untuk ibumu ya assalamu'alaikum".
"Iya Lia akan aku sampaikan, wa'alaikumsalam".
Semenjak itu aku bertambah bingung kenapa trio tonggeng jadi pecah belah kayak gini. Sebenernya ada masalah apa antara Rita sama Elis, aku yang berada di tengah-tengah malah gak tau permasalahannya. Aku sendiri juga mulai sibuk dengan perkuliahan dan juga tugas-tugas kuliah sehingga jarang pulang ke rumah, dan lebih memilih menghabiskan waktu di kos dengan tugas-tugas kuliahku.
#############
Kamis pagi yang cerah, kusambut dengan secangkir teh hangat dan roti berisikan slai strowberry. Hari ini adalah mata kuliah Penulisan Kreatif di jam pertama, aku berharap bisa datang lebih awal karena aku suka mata kuliah itu. Ternyata harapanku tak sesuai dengan kenyataan, gara-gara macet aku jadi datang terlambat padahal niatnya datang lebih awal.
"Ah sial banget hari ini, aku telat 15 menit pasti nanti gak diabsen atau malah-malah dikasih huruf T (terlambat) sama dosennya", sambil buru-buru berlari. Ternyata perkuliahan sudah dimulai dan dosennya sudah ada.
"Assalamu'alaikum, pak maaf saya telat tadi jalannya macet", sambil menunduk.
"Iya saya sudah tahu kalau telat, sekarang sebagai hadiah coba tugas yang kemaren di baca di depan teman-teman kamu! "
"Haa... Tugas yang suruh membuat cerita menarik minimal 350 kata itu pak? ", jawabku sambil memandang pak dosen.
"Iya, kamu sudah mengerjakan belum? "
"Su.. Sudah pak, tapi..... ", aku baru ingat kalau aku membuat cerita menarik tentang mas Fahmi sosok yang sangat aku kagumi. Aduhhh gimana ini, malu dong bacain di depan teman-teman.
"Ayo Lia... Cepat dibaca yang keras agar teman-teman dengar! ".
"Iii... Iya pak".
Akhirnya akupun membaca ceritaku dengan suara yang keras agar teman-teman yang di belakang juga dengar. Sesaat suasana menjadi sangat hening dan hanya ada satu suara yaitu suara aku sedang membaca cerita tentang mas Fahmi itu, semua mendengarkan aku dengan tenang. Ah aku jadi malu. Setelah selesai membaca pak dosen memberikan upplause tentang ceritaku. Menurutnya ceritaku keche, cukup menarik perhatian semua mahasiswa untuk mendengarkannya. Mampu menjelaskan sosok yang dikagumi dengan jelas dan menarik. Terimakasih pak dosen yang baik hati. Setelah itu aku dibolehkan duduk, dan melanjutkan perkuliahan. Pak dosen menjelaskan tentang tugas selanjutnya.
Sambil membuka buku binder dan mencatat, sembari aku mengingat kembali tentang sosok mas Fahmi iya mas Fahmi, sosok yang bijaksana, sholeh, sopan, rajin dan masih banyak lagi. Tidak akan ada habisnya jika aku menceritakan mas Fahmi, karena aku sangat mengaguminya. Mas Fahmi adalah teman kakakku, umurnya juga seumuran dengan kakakk, mas Fahmi adalah salah satu santri dari pondok Al-Falah kota Kediri. Pribadinya yang santun membuat hatiku jadi luluh lantah padanya. Entah sejak kapan aku mulai mengagguminya, aku sendiri pun tidak tau kapan aku jatuh hati padanya. Bagiku mas Fahmi adalah cowok nomer satu yang ada di dunia ini di banding 100 cowok yang pernah aku kenal tetap mas Fahmilah yang nomer satu di hatiku. Mas Fahmi oh mas Fahmi.... sampai-sampai aku pernah hanya untuk mendapatkan informasi tentang keseharian mas Fahmi dan hal-hal yang disukainya aku pernah pacaran dengan salah satu teman mas Fahmi. Tujuannya sih tidak lain hanya untuk tau berbagai hal mengenai mas Fahmi. Suatu hari mas Fahmi datang ke rumahku,  iya memang rumah mas Fahmi tidak begitu jauh dari rumahku cuma tetangga desa. Waktu ituu...
"Assalamu'alaikum?"
"Wa'alaikum salam, eh mas Fahmi..... ", aku sangat terkejut gak nyangka kalau yang datang adalah mas Fahmi.
Tiba-tiba dia mengeluarkan sebuah amplop yang tertuliskan Muhammad Nur Fahmi dengan Lia Anantasya. Haa... Itukan nama kami. Jadi kami akan segera menikah secepat ini????
"Mbak mbaak, kakaknya ada? Ini mau nganterin undangan buat kakaknya", kata teman mas Fahmi yang datang barenagn. Haah... gara-gara temannya itu bayanganku jadi buyar.
"Iya mas, ada kok silahkan masuk", aku pun mempersilahkan mereka untuk duduk lalu aku panggilkan kakakku.
Ternyata mas Fahmi tidak lama, sebelum aku buatkan minum untuknya dia sudah beranjak pulang. Dari dalam rumah aku melihat kepergian mas Fahmi, lewat jendela aku serasa ikut menghantarkannya pulang. Dan aku berharap suatu saat akan bisa bertatap muka lagi dengannya. Jika aku boleh untuk memilih aku pasti akan memilih mas Fahmi dan bersedia menghabiskan seluruh hidupku bersamanya. Membangun keluarga kecil dan rumah tangga yang bahagia hehe jadi bayangin terlalu jauh. Udah ah... kembali lagi ke perkuliahan. Setelah perkuliahan selesai, aku dan teman-teman baruku Ika, desi, dan vika yang juga satu kelas denganku berencana untuk mencari sarapan di tempat makan terdekat. Mereka adalah teman yang baik, walaupun kami baru saja kenal.
#############
Setelah UTS semua mata kuliah selesai, akupun berencana untuk pulang ke Semarang karena sudah rindu sekali kampung halamanku. Tak aku sangka, saat aku membuka BBM aku melihat Rita ternyata dia juga pulang ke Semarang. Akupun berencana saat pulang nanti akan main ke rumahnya dan ketemu kangen dengannya. Aku bertambah semangat dan bergegas mengemas barang-barang yang akan aku bawa pulang. Sampai di rumah aku segera melepas rinduku pada semua keluarga, lalu aku mandi dan segera ganti baju. Ibu sudah menyiapkan makan malam untukku. Setelah selesai makan malam, aku mencoba menghubungi Rita dan membuat janji untuk ketemu. Ternyata Rita sedang ada di rumah, dan aku segera bergegas ke rumahnya karena jarak rumahku dan rumahnya tidak begitu jauh.
"Hai Rita... Aku kangen banget sama kamu", sambil memeluknya.
"Hai juga Lia... Aku juga kangen kamu. Ayo masuk dulu, aku bikinin teh sambil kita ngeteh sambil kita bercerita".
"Iya Rit, banyak hal yang ingin aku critain ke kamu", jawabku.
Walaupun Rita dan Elis sedang renggang tapi aku dan mereka tetap biasa saja karena aku tidak ada masalah dengan mereka berdua.
"Oh iya Lia, gimana kuliah kamu?"
"Baik Rit, aku baru saja selesai UTS. Oh iya ngomong-ngomong ada masalah apa sih sebenernya antara kamu sama Elis? Kok persahabatan kita jadi renggang gini?".
"Sebenernya setelah pengumuman aku ditrima di Universitas Indonesia itu awal permasalahannya Lia, Elis merasa kecewa karena cuma aku yang di terima. Mulai itulah Elis menjauh dariku".
"Jadi cuma gara-gara itu?", aku sedikit tidak percaya.
"Sebenernya masih ada satu lagi Lia, tapi kamu jangan bilang kesiapa-siapa ya terutama ke Elis! ", jawab Rita seperti ada yang dia tutupi.
"Iya, kamu tenang aja. Crita ke aku kamu percayakan sama aku? ", sambil aku pegang tangannya untuk meyakinkan.
"Iya Lia aku percaya sama kamu, sebenernya sekarang aku udah jadian sama Arka. Kamu ingatkan Arka? ", tanya Rita.
"Arka ketua basket di SMA kita dulukan? Kalau gak salah yang di idolain di kagum-kagumi banget sama Elis itu kan? ", aku terkejut.
"Bener banget Lia, sebenernya aku dekat dari dulu sama Arka tapi aku gak berani bilang ke kalian terutama ke Elis. Aku takut Elis bakalan marah dan kecewa sama aku".
"Ya ampuuun, Rita kok kamu gak bilang dari dulu sih pasti gak bakalan salah faham kayak gini kalau kamu terus terang dari dulu".
"Aku takut Lia, sekarang saja Elis sudah gak mau berteman lagi sama aku. Apa lagi kalau dia tau hubunganku dengan Arka. Sebenarnya belum lama aku jadian sama Arka, karena Arka juga di terima di Universitas Indonesia, setelah itu kami meresmikan untuk jadian".
"Haduh... Giamana ya Rit aku juga bingung ini".
"Mau di jelasin secara langsung juga Elis udah pindah rumah, belum lagi dia pasti juga gak mau ketemu untuk saat ini".
"Terus gimana dong Lia ? Aku tau Elis bakalan marah dan kecewa sama aku tapi aku sudah kenal Arka lebih dulu dari pada Elis dan kamu taukan Lia giman sifat Elis kalau apa yang dia inginkan tidak kesampaian", Rita memegang tanganku dan matanya yang berkaca-kaca".
"Iya sudah Rit, kamu yang sabar ya pasti ada jalan keluarnya kok untuk semua masalah!", sambil menengok jam di tanganku. Ternyata sudah pukul 21.00 lalu aku pamit pulang ke Rita.
"Kayaknya udah larut malam ini Rit, aku pamit pulang dulu ya?".
"Iya Lia hati-hati di jalan ya, terimakasih udah dengerin ceritaku".
"Oke Ritaa! Udah jangan sedih lagi ".
Diperjalan aku sembari memikirkan masalah Rita dan Elis, memang kalau masalah perasaan kayak gini ribet banget. Tidak ada yang bisa disalahkan, Rita sendiri mungkin diam-diam juga suka sama Arka walaupun dia gak jujur sama kami apa lagi mereka berdua sekarangkan satu kampus sudah pasti banyak waktu untuk ketemu dan jalan bareng. Sudah pasti mereka akan semakin dekat. Sedangkan Elis, orang yang dia kagumi sedari SMA kelas 1 sampai sekarang di perguruan tinggi tiba-tiba jadian sama sahabat sendiri haduuh gak kebayang deh gimana perasaannya sekarang. Untunglah bukan mas Fahmi, jika aku yang berada diposisi Elis dan mas Fahmi yang jadian dengan Rita mungkin akuuuu…. ah jangan sampek hal itu terjadi sungguh aku gak bisa bayangin apa yang akan aku lakukan. Mas Fahmi oh mas Fahmi, sosok yang selalu hadir dalam setiap mimpiku. Malam pun semakin larut, dan awan berganti dengan kabut sepertinya akan turun hujan, aku menambah kecepatan motorku agar sampai di rumah sebelum hujan turun.
############
Hari ini adalah hari sepesialku, hari kelahiranku yang ke 20. Gak terasa sekarang usiaku sudah 20 tahun. Semua teman-teman mengucapkan selamat milad untukku dari teman SMA dulu, teman di rumah, teman kuliah tapi ada satu orang yang paling aku nanti ucapannya yaitu mas Fahmi. Aku berharap mas Fahmilah orang pertama yang mengucapkan. Dari pagi sampai menjelang malam lagi aku bolak balik memandangi layar Handphonku, berharap ada pesan baru dari mas Fahmi. Sampai malam mulai larut aku pandang jam yang ada di dindingku menunjukan pukul 21.00 tepat tiba-tiba ada bunyi pesan baru ternyata itu adalah pesan dari mas Fahmi orang yang aku tunggu-tunggu sejak tadi pagi. Aku pun tersenyum lebar dan segera membukanya.
"Assalamu'alaikum, selamat hari ulang tahun semoga diberi umur yang barokah".
"Wa'alaikum salam, amiiin... Terimakasih untuk doanya mas :)", aku membalas pesan dari mas Fahmi sambil senyum-senyum sendiri.
"Enggeh, sama-sama", jawabnya yang sangat singkat.
"Iya mas gak papa kok itu malah lebih berarti hehe. Semoga diberi kelancaran aja dalam menimba ilmu", dalam hatiku aku sangat senang mendapatkan ucapan dari mas Fahmi bagiku itu adalah kado terindah di hari ulang tahunku mendapatkan ucapan dari orang yang sepesial. Walaupun mas Fahmi bukan orang pertama yang memberikan ucapan, tapi aku tetap senang justru mas Fahmi menjadi orang terakhir yang memberi ucapan.
Senangnya hatiku saat itu sampai-sampai sulit aku ungkapkan dengan kata-kata. Hanya orang yang lagi kasmaranlah yang tau betul apa yang aku rasakan saat itu. Perasaan berbunga-bunga menemaniku sampai aku tertidur malam hari itu.
Sang fajar pun sudah menjulang tinggi, aku berusaha bangun dan mengingat bahwa hari ini sudah hari senin lagi otomatis ngumpulin tugas Penulisan Kreatif lagi. Dan kali ini aku gak mau telat lagi, aku segera beranjak dari tempat tidur dan pergi mandi. Sesampai di kampus, aku bertemu dengan Ika, Desi dan Vika lalu kami berjalan bersama ke kelas. Kami berempat pun duduk berdekatan dengan sesekali diselingi canda tawa sambil menunggu pak dosen datang, rasanya seperti trio tonggeng telah hidup kembali dengan sosok yang beebeda. Sekarang aku punya sahabat baru yang hampir mirip seperti trio tonggeng. Yang duduk tepat disampingku adalah Ika dia biasa meminjam Handphonku untuk selfie. Tiba-tiba tidak seperti biasanya Ika meminjam Handphonku untuk membuka Facebook. Saat Ika sedang iseng melihat beranda, aku melihat sebuah status milik Rita yang ada percakapannya dengan mas Fahmi. Aku pun terkejut dan langsung merebut Handphonku dari tangan Ika, aku berusaha mencari tau keganjalan tersebut. Membuka semua status dari Rita dan mas Fahmi, dan aku tidak pernah menyangka apa yang aku temukan.
Aku sungguh tidak percaya. Aku berharap ini bukanlah sebuah kenyataan, tapi aku tak menyangka ternyata mas Fahmi sering chatingan dengan Rita tak jarang mereka membuat status bersama. Aku seakan tak percaya dan berkali-kali membuka ulang dan memastikan lagi hal tersebut tapi hasilnya masih tetep sama. Sekarang aku mengalami sendiri hal yang serupa yang dialami oleh Elis, Rita sendiri juga tau kalau sudah lama aku mengagumi mas Fahmi dan sampai sekarang pun. Karena dulu aku sempat cerita kepada Rita dan Elis tentang perasaanku. Sekarang entah apa yang terjadi dengan Rita dan mas Fahmi, kelihatan sekali bahwa mereka berdua sangat dekat yang aku lihat dari semua percakapan mereka. Terlihat sangat jelas bahwa mas Fahmi sangat terbuka dan santai saat chatingan dengan Rita, berbeda jauh saat denganku. Mas Fahmi sangat kaku dan singkat, dan aku baru menyadari mungkin selama ini aku sudah salah mengartikan sikap mas Fahmi kepadaku. Mungkin yang mas Fahmi tunjukan kepadaku hanyalah sebatas rasa hormat dan menghargai karena mas Fahmi sudah tau tentang perasaanku.
Saat itu aku merasa sangat jatuh dan hatiku tak karuan, aku juga tak menyangka bahwa Rita yang dulu sangat dekat denganku mungkin adalah orang yang sebenarnya disukai oleh mas Fahmi. Tapi kenapa harus Ritaa???? Kenapa gak orang lain aja, pasti rasanya gak akan sesakit ini. Tak terasa airmataku mulai menetes, aku sudah tak bisa membendung lagi perasaanku. Untung saja hari ini kosong, dosen mata kuliah Penulisan Kreatif sedang ada acara seminar Progress Report penelitian dosen dan hanya di berikan tugas selanjutnya untuk dikerjakan, jadi aku punya waktu untuk menangis di bahu Ika karena sudah tak tahan lagi. Ika, Desi dan Vika pun berusaha menenangkan aku. Mereka menyuruhku menangis sepuasku, agar aku merasa lebih baikan. Jam perkuliahan pun sudah berakhir, aku usap semua airmataku dan aku langsung segera ingin pulang saja ke kos tanpa berhenti kemana-mana.
#############
Malam harinya aku pun masih kepikiran dengan Rita dan mas Fahmi, rasanya aku masih kurang yakin jika belum bertanya langsung kepada salah satu dari mereka. Tentang kepastian apa yang aku lihat di facebook mereka tadi pagi. Lalu aku mencoba untuk menghubungi Rita.
"Hallo? ".
"Hallo Rita".
"Apa kabar Lia? Lama gak pernah telfon, kenapa kok kayaknya suara kamu lemes banget? ", tanya Rita bingung.
"Sebenernya aku mau tanya sesuatu ke kamu! ".
"Iya Lia, tanya aja! Kamu mau tanya apa? ".
"Kamu sering chatingan sama mas Fahmi ya? ", sebenernya aku gak enak tanya seperti ini ke Rita tapi bagaimana pun aku harus tau kebenarannya agar tidak terjadi salah paham.
"Ooooh... Itu, iya Lia mas Fahmi memang sering komentar saat aku buat status jadi kami sering chatingan. Gak papa kan Lia, kan cuma chatingan doang! ", jawab Rita seolah-olah itu hal sepele ya emang sih hal sepele tapi baginya bukan bagiku.
"Iya gak papa kok Rita, lanjutin aja. Ya udah Rita aku cuma mau tanya itu aja kok. Maaf ya kalau udah ganggu kamu", sebenernya aku gak rela banget ngomong gitu ke Rita tapi denger kalau ternyata mas Fahmi duluan yang memulai percakapan aku jadi tak bisa berkata apa pun kecuali itu.
Rita yang dari dulu tau perasanku kepada mas Fahmi tega nglakuin hal itu, dan mas Fahmi kenapa harus Rita mas... yang kamu sukai kenapa bukan orang lain saja. Haaah... kedua pertanyaan itu membuatku jadi hampir gila. Semenjak kejadian itu, aku pun memutuskan untuk menyisihkan antara sahabat dan cinta dari kepalaku. Aku lebih memilih untuk fokus kepada kuliahku dan menggapai cita-citaku menjadi seorang guru SD. Seseorang yang mempunyai peran besar dalam menciptakan generasi mendatang.
############
3 tahun kemudian.....
Akhirnya aku berhasil mendapatkan gelar S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar seperti yang aku cita-citakan selama ini. Ayah dan ibu pun turut hadir dalam acara wisudaku. Mereka menyempatkan untuk datang ke Bandung. Hari itu adalah hari terindah dimana aku bisa menunjukan sebuah hasil dari kerja kerasku selama 4 tahun kepada kedua orang tuaku. Sungguh aku sangat bersyukur kepada Allah STW atas semua yang telah diberikan kepadaku. Dengan gelar yang aku miliki, aku diminta mengajar di salah satu sekolah dasar yang ada di Semarang. Setalah beberapa hari aku, ayah dan ibu berada di Bandung, kami pun pulang ke Semarang kota yang selalu aku rindukan setiap aku memejamkan mata.
Satu minggu lagi akan ada acara bersih desa dan karena aku sudah pulang dari Bandung, aku pun di minta pak RT untuk menjadi MC saat acara bersih desa tersebut. Aku pun dengan senang hati menerima permintaan pak RT. Saat hari H aku sangat sibuk mengurus ini itu dan mondar madir masuk kantor desa untuk mempersiapkan segala keperluan acara. Para tamu undangan juga sudah banyak yang hadir, dan para pemuda yang akan di tugaskan untuk melantunkan sholawat juga sudah nampak hadir. Lalu aku berjalan keluar lagi untuk mengambil buku catatan kecilku di dalam jok motor yang terdapat rangkaian kegiatan hari itu. Banyak sekali tamu undangan yang duduk di barisan kursi depan pintu masuk.
Tetapi pandanganku hanya tertuju pada satu sosok orang yang seperti tidak asing lagi bagiku, dan ternyata itu adalah mas Fahmi iya benar mas Fahmi oh mas Fahmi gimana kabar mas sekarang? Kemana aja mas selama ini? Sejak kapan mas duduk di situ? Ah banyak sekali hal yang ingin aku tanyakan kepadanya, walaupun sekian lam tak tau kabarnya tapi perasaanku masih sama padanya bahkan mungkin malah bertambah. Melihat pakaiannya dengan baju koko putih, sarung warna hijau warna kasukaanku dan tak lupa songkok putih khas miliknya. Mungkin kehadirannya disini karena juga mendapat tugas dari pak RT untuk menjadi anggota para pemuda masjid yang akan melantunkan sholawat, karena mas Fahmi memang juga anggota sholawat di desaku. Sungguh rasanya hatiku kembali berbunga-bunga ketika melihatnya tapi apa daya rasanya bibirku ini sudah terpatuk dan sulit sekali untuk berucap. Biarlah semua pertanyaan itu aku simpan sendiri. Dan akhirnya aku hanya bisa melepaskan senyum tipis sebagai balasan karena mas Fahmi lebih dulu menyapaku dengan senyuman manisnya. Lalu aku menundukan kepalaku dan beranjak pergi melaluinya. Oh mas Fahmiku duluu…..

#######SELESAI########

Jangan terlalu mencintai atau membenci sesuatu, biarlah semua mengalir sewajarnya seperti air…
Jangan mempercepat atau memperlamabatnya, karena takdik Tuhan jauh lebih indah dari apa yang kita harapkan. Tuhan tidak memberikan apa yang kita minta, tapi Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan.