Di usia senja setengah abad lebih usia
bapak, namun ia tetap mencari nafkah untuk mengayomi keluarga, untuk
menguliahkanku dan juga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jam kerjanya
tidak seperti yang lain, disaat hari mulai siang matahari mulai tinggi tepat di
atas kepala, kebanyakan orang kembali pulang ke rumahnya untuk berteduh,
istirahat, makan minum, dan berkumpul dengan keluarga. Tapi tidak untuk bapak,
dia malah masih akan berangkat untuk menjalankan kewajibannya sebagai kepala
rumah tangga. Dari satu pohon kelapa ke pohon kelapa yang lain, bapak memanjat
satu persatu untuk mendapatkan yang nantinya akan dijual dan mendapat rupiah. Bapak
memilih waktu siang hari untuk memanjat kelapa karena karena menurutnya di
siang hari pohon kelapa sudah tidak licin dan aman untuknya memanjat. Di sore
harinya bapak tak bisa untuk diam dan beristirahat, dia memilih untuk pergi
untuk pergi mencari santapan lezat untuk hewan peliharaannya sapi dan kambing.
Dengan keringat yang masih belum kering bapak bergegas pergi. Semangatnya yang
tak pernah padam, walaupun terkadang bapak harus menjual salah satu hewan
peliharaannya untuk kebutuhan sekolah kami yang mendesak. Yaah... dari situlah bapak
bisa menyekolahkanku sampai sekarang aku bisa kuliah di IAIN Tulungagung dan
juga kedua kakakku. Hatiku sering kali tersayat-sayat karena tidak tahan melihat perjuangan orang tua untuk anak-anaknya yang tak kenal teriknya matahari.
Ibu, ibu adalah sosok wanita yang tegar, sabar, dan penuh kasih sayang.
Ibu selalu bisa mengendalikan anak-anaknya dalam keadaan apapun. Ibu juga
sebagai sahabat dan tempat terbaik untuk anak-anaknya mengadu keluh dan kesahnya.
Sosok yang sangat bijaksana yang sangat aku kagumi. Dalam segala keadaan ibu
selalu membuat kami menjadi kuat dan berpribadi yang baik. Ibu juga seorang
wanita yang multi fungsi. Tidak jarang ibu menggantikan tugas bapak jika bapak
sedang kesulitan membagi waktu untuk mengurus ladang. Ibulah yang berperan
sebagai ibu rumah tangga juga merangkap tugas suami untuk mengurus ladang.
Sesekali pun secara bergantian kami juga membantu bapak dan ibu di waktu libur.
Ibu selalu mengajari kami untuk tidak malu atau gengsi untuk mengakui apa
profesi dari kedua orang tua. Apapun pekerjaannya selama itu halal dan kami
juga selalu diajari bersyukur dengan apa yang kami miliki. Karena tiada hasil
yang akan menghianati usaha. Keadaan boleh membuat kami sedih tapi kedua orang
tua adalah sumber semangat bagi kami. Untuk itu akupun bertekat untuk bersungguh-sungguh
dalam belajar agar dapat mewujudkan harapan kedua orang tua dan juga mengangkat
derajat keluarga. Amiiin.
Itulah pengalaman dan juga keadaan yang bisa dibilang menyedihkan ataupun mengharukan yang pernah saya alami, tidak ada lagi peristiwa lain yang sangat menyayat hati kecuali keluarga. Bagi saya itu adalah pelajaran hidup yang tak ternilai harganya. Semua orang memang pasti akan punya cerita tentang keluarganya, tapi belum tentu sama satu sama lain. Demikianlah crita mengenai keluargaku, semoga bermanfaat dan bisa menjadi inspirasi bagi kalian :)